This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 10 September 2017

wedang kolang kaling khas pacitan

Sabtu, 09 September 2017

es degan

 Es Kelapa Muda 


Es kelapa muda adalah minuman yang menyegarkan yang disukai oleh hampir semua orang. Minuman ini cocok dikonsumsi sebagai pelepas dahaga, khususnya saat cuaca sedang terik. Bahan bakunya yang masih segar dan tanpa bahan pengawet membuatnya semakin digemari orang. Tak hanya sebatas itu, air kelapa muda ternyata juga mempunyai banyak kandungan berharga untuk kesehatan dan kecantikan. Air kelapa muda mengandung banyak zat berharga, antara lain vitamin C, asam nikotinat, asam folat, asam pantotenat, biotin, serta riboflavin. Tak heran jika sejak dulu air kelapa juga dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan tradisional sekaligus kecantikan.
Bahan Baku
Buah kelapa muda sebagai bahan baku minuman menyegarkan ini banyak ditemui di hampir seluruh wilayah Indonesia. Anda bisa membelinya di pasar atau langsung dari petani atau pemasoknya. Kisaran harga yang dipatok petani atau pemasok biasanya jauh lebih murah dibanding harga di pasaran. Kisarannya adalah antara Rp 3.000 – Rp 4.000 per butir. Selain buah kelapa muda, dibutuhkan juga gula pasir atau gula merah sebagai bahan pemanis, serta es batu yang dapat menambah kesegaran rasa kelapa muda. Semua bahan baku tambahan ini juga bisa dengan mudah dibeli di pasar – pasar tradisional, toko kelontong, ataupun supermarket.
Lokasi Usaha
Lokasi paling strategis untuk berjualan es kelapa muda adalah di pinggir jalan raya yang ramai. Tempat yang dipilih sebaiknya memiliki lahan parkir, sehingga calon pembeli yang membawa kendaraan tidak kesulitan atau ragu – ragu untuk menepi. Selain itu, berjualan di lingkungan sekolah atau kampus juga bisa menjadi pilihan yang menarik.

manggo lassi

Cara Membuat Minuman Mango Lassi
panas terik memang lebih nikmat bila minum minuman segar salah satunya minuman manggo lassi di indonesia mangga sangat mudah didapat dan sangat melimpah stoknya berikut saya akan memberikan resep dari bahan mangga yang bisa menyegarkan tubuh anda
Bahan:
  • 250 ml air
  • 500 g daging buah mangga matang
  • 300 g es batu pecahan
  • 6 sdm madu
  • 2 sdm air mawar
  • 500 g yoghurt tawar


Cara Membuat:
  • Dalam blender, campur semua bahan kecuali yoghurt. Proses hingga lembut.
  • Masukkan yoghurt, proses sebentar hingga tercampur rata.lalu Angkat.
  • Tuang dalam gelas saji, hiasi dengan kelopak mawar.
  • Sajikan segera selagi segar selamat menikmati

WEDANG KOLANG KALING

  Wedang Serbat Bleng Kolang-kaling Nikmat

Wedang Serbat - Merupakan minuman tradisional Jawa tepatnya daerah Pacitan. Minuman wedang serbat berbahan dasar Jahe dan gula merah. Nah tentunya sangat cocok disajikan sebagai minuman hangat yang menghangatkan tubuh saat cuaca sedang dingin.
Namun wedang serbat bukan sekedar minuman berbahan jahe dan gula merah melainkan ada pula aneka bahan campuran yang lain diantaranya terdapat kolang-kaling.
Bagi anda yang tertarik dan berminat untuk mencobanya sendiri dirumah berikut adalah resep wedang serbat sederhana yang tentunya mudah dipraktekan.


Berikut adalah Bahan Untuk membuat Wedang Serbat:

1 liter air.
150 gram gula merah, disisir.
5 cm jahe, dibakar, dimemarkan (lebih nikmat jika menggunakan jahe merah).
1/8 sendok the merica bubuk.
2 buah cabai jawa.
5 cm kayu manis.
2 buah kapulaga.
Sepucuk sendok teh garam.
100 gram kolang- kaling yang direbus kemudian dibelah sesuai selera.

Adapun cara membuat wedang serbat adalah sebagai berikut :

- Pertama kita rebus terlebih dahulu air, gula merah, jahe, merica bubuk, cabai jawa, kayu manis, kapulaga, dan garam sampai mendidih kemudian kita saring.
- Selanjutnya didihkan kembali air rebusan yang telah disaring tadi lalu kita masukan irisan kolang-kaling hingga kira-kira matang dan angkat.
- Terakhir tinggal kita sajikan selagi hangat. Minuman ini sangat cocok untuk menghangatkan badan dimusim hujan atau saat cuaca sedang dingin.

BUDAYA KEBONAGUNG




Baritan berasal dari kata rid/wiridan yang berarti memohon petunjuk atau perlindungan dan keselamatan kepada Tuhan. Namun akibat pengaruh dielek setempat kata rid/wiridan berubah menjadi Baritan. Baritan ini dalam bahasa lain disebut tolak bala. Dalam upacara baritan ini dilakukan melalui beberapa syarat diantaranya upacaranya harus diadakan di perampatan jalan dusun karena barada di tangah-tengah sehingga memudahkan masyarakat berkumpul yang berasal dari empat arah jalan dusun yang merupakan bertemunya ponco boyo barada di perempatan tersebut, sehingga mastarakat bisa mengusir dari situ , melaksanakan korban menyembelih kambing jantan kendhit, ayam tulak sejodho dan berbagai sesajen lainnya.



Dalam pelaksanaanya upacara ini telah mengalami beberapa perubahan. Dulu hanya diniati, dikendureni, dan dikabulkan. Perubahan ini terlihat dengan adanya musik genjrengan, pencak silat, tari – tarian, wayang kulit, yang bersifat hiburan.

Baritan sebagai suatu adat, tentu merupakan hasil warisan dari nenek moyang/pendahulu dari masyarakat Dusun Wati Desa Gawang Kecamatan Kebonagung Kabupaten Pacitan Upacara baritan ini dilaksanakan dua tahun sekali tepatnya pada hari Senin bulan Sura/Muharam tahun Jawa/Islam dengan hari baik menurut perhitungan juru kunci, waktunya pada siang hari disaat matahari di tengah-tengah bumi kurang lebih jam 12.00 WIB sampai selesai. Hal ini dikarenakan bahwa pada jam 12.00 siang semua warga dusun Wati sudah pulang dari bekerja. Yang sebagian besar adalah petani, selain itu memang paginya untuk mempersiapkan perlengkapan upacara yang sifatnya baku seperti pusaka dan kambing jantan kendhit yang harus dibeli pagi sebelumnya.




budaya nawangan

Kethek Ogleng Nawangan

(Cerita Rakyat dari Kecamatan Nawangan, Pacitan)
Kethek (kera) adalah binatang yang hidup di hutan bersama binatang-binatang hutan yang lain. Kethek Ogleng adalah sebuah tari yang gerakannya menirukan tingkah laku kethek (kera). Tarian ini ditarikan oleh masyarakat Desa Tokawi Kecamatan Nawangan bertahun-tahun lamanya. Biasanya tarian ini dipentaskan pada waktu hajatan masyarakat setempat. Tarian Kethek Ogleng ini berasal dari sebuah cerita Kerajaan Jenggala dan Kediri.
Raja Jenggala mempunyai seorang putri bernama Dewi Sekartaji dan Kerajaan Kediri mempunyai seorang putra bernama Raden Panji Asmorobangun. Kedua insan ini saling mencintai dan bercita-cita ingin membangun kehidupan yang harmonis dalam sebuah keluarga. Hal ini membuat keduanya tidak dapat dipisahkan.
Namun, raja Jenggala, ayahanda Dewi Sekartaji, mempunyai keinginan untuk menikahkan Dewi Sekartaji dengan pria pilihannya. Ketika Dewi Sekartaji tahu akan dinikahkan dengan laki-laki pilihan ayahandanya-yang tentunya tidak dia cintai, dia diam-diam meninggalkan Kerajaan Jenggala tanpa sepengetahuan sang ayahanda dan seluruh orang di kerajaan. Malam hari, sang putri berangkat bersama beberapa dayang menuju ke arah barat.
Di Kerajaan Kediri, Panji Asmorobangun yang mendengar berita menghilangnya Dewi Sekartaji memutuskan untuk nekad mencari Dewi Sekartaji, sang kekasih. Di perjalanan, Panji Asmorobangun singgah di rumah seorang pendeta. Di sana Panji diberi wejangan agar pergi ke arah barat dan dia harus menyamar menjadi kera. Sedangkan di lain pihak, Dewi Sekartaji ternyata telah menyamar menjadi Endang Rara Tompe.
Setelah Endang Rara Tompe naik turun gunung, akhirnya rombongan Endang Rara Tompe, yang sebenarnya Dewi Sekartaji, beristirahat di suatu daerah dan memutuskan untuk menetap di sana. Ternyata kethek penjelmaan Panji Amorobangun juga tinggal tidak jauh dari pondok Endang Rara Tompe. Maka, bersahabatlah mereka berdua. Meski tinggal berdekatan dan bersahabat, Endang Rara Tompe belum mengetahui jika kethek yang menjadi sahabatnya adalah Panji Asmorobangun, sang kekasih, begitu juga dengan Panji Asmorobangun, dia tidak mengetahui jika Endang Rara Tompe adalah Dewi Sekartaji yang selama ini dia cari.
Setelah persahabatan antara Endang Rara Tompe dan kethek terjalin begitu kuatnya, mereka berdua membuka rahasia masing-masing. Endang Rara Tompe merubah bentuknya menjadi Dewi Sekartaji, begitu juga dengan kethek sahabat Endang Rara Tompe. Kethek tersebut merubah dirinya menjadi Raden Panji Asmorobangun. Perjumpaan antara Dewi Sekartaji dan Raden Panji Asmorobangun diliputi perasaan haru sekaligus bahagia. Akhirnya, Dewi Sekartaji dan Raden Panji Asmorobangun sepakat kembali ke kerajaan Jenggala untuk melangsungkan pernikahan.

budaya kecamatan pacitan

UPACARA ADAT MANTU KUCING
Upacara adat mantu kucing merupakan upacara adat untuk memohon kepada Tuhan Ynag Maha Esa agar menurunkan hujan di daerah orang-orang yang mengadakan upacara tersebut. Upacara ini dilaksanakan bila tiba musim kemarau yang berkepanjangan dan berdampak negatif terhadap warga masyarakat yang masih agraris.
Upacara adat ini diangkat dari tradisi masyarakat desa Purworejo. Desa Purworejo merupakan salah satu desa di Kota Pacitan yang terletak kurang lebih 3 Km dari pusat kota. Desa ini termasuk dalam Kecamatan Pacitan Kabupaten Pacitan Jawa Timur. Kondisi wilayahnya didominasi persawahan dan bukit serta beberapa aliran sungai sebagai anak sungai Grindulu, sungai terbesar di Kabupaten Pacitan seharusnya menjadikan desa ini tidak kekeringan. Namun pada kenyataannya hampir setiap tahun desa ini mengalami kekeringan pada musim kemarau panjang.
Kondisi ini yang membuahkan sebuah tradisi adat sebagai prosesi untuk meminta hujan kepada Sang Maha Pencipta, yaitu upacara adat Mantu Kucing yang berawal dari kejadian masa silam (tidak disebutkan tahun kejadiannya) dikisahkan seorang warga desa yang memperoleh “wisik” (petunjuk dari Alloh) agar turun hujan, maka mereka harus melaksanakan upacara mantu kucing. Waktu itu para sesepuh desa segera mengadakan musyawarah untuk melaksanakan upacara mantu kucing, sebagai bukti kepercayaan dan kepatuhan mereka terhadap Sang Maha Pencipta sesuai wisik yang diperoleh.
Upacara ini menyerupai upacara adat di Yunani purba, yakni sewaktu kemarau panjang rakyatnya mengadakan upacara menyembelih kambing jantan (tragos) agar dewa Zeus berkenan menurunkan hujan di daerah yang dilanda kemarau panjang.
Sekalipun yang dinikahkan seekor kucing, masyarakat Pacitan menyebut dua ekor kucing yang dinikahkan itu dengan istilah pengantin (manten, dalam bahasa Jawa) dan sampai saat ini upacara Mantu Kucing masih rutin dilakukan oleh warga desa Purworejo ketika musim kemarau panjang melanda desa mereka.